Kisah Malam Jum'at
Kejadian bus KramatDjati masuk jurang ternyata tidak membuat bus itu kehilangan penumpang. Aku termasuk salah satu yang masih memakai jasa bus itu, walau sudah sering dikecewakan. Bukan karena sudah cinta mati he.. he.. tapi karena satu alasan yang sangat praktis. Agen bus ini paling mudah aku capai. Kamis (malam Jum'at) 12 Maret 2009 kembali aku naik bus KramatDjati jurusan Jogja - Bandung. Dan kembali aku mengalami hal-hal yang tidak mengenakkan.
Pertama, setelah berhenti untuk istirahat makan di Karanganyar, bus tidak segera berangkat. Ternyata AC rusak. Lama tidak bisa diperbaiki akhirnya kami berangkat tanpa AC. Bayangkan... bus yang didesain dengan kaca tidak bisa dibuka harus kami naiki tanpa AC. Panas. Untung setelah hampir tak tahan dengan panasnya, tiba-tiba bus berhenti dan kami dipersilahkan pindah bus lain. Alhamdulillah, AC bus penggantinya berjalan normal. Kedua, saat menaiki tanjakan Nagrek, tiba-tiba terdengar bunyi gelontangan di mesin dan bus pun mogok. Setelah lama tidak bisa diperbaiki semua penumpang disuruh keluar untuk pindah bus lagi. Untung sedang tidak hujan. Saat bus pengganti datang, he..he.. itu bus pertama yang AC-nya mati tadi. Ketiga, karena banyak waktu yang terbuang akhirnya sampai bandung sudah siang. Sopir bus memutuskan untuk tidak lewat terminal Cicaheum karena macet. Dengan semena-mena, tanpa ucapan maaf, penumpang yang akan ke arah Cicaheum (termasuk aku) diturunkan di Cibiru. Keempat, perjalanan selanjutnya diteruskan dengan angkot. Hahh... mau jantungan rasanya. Itu sopir angkot ugal-ugalan pisan.
Haruskah aku marah-marah atas ketidakenakan-ketidakenakan yang telah aku alami? Aku rasa tidak perlu. Karena apakah kalau kita marah-marah lalu AC tidak jadi rusak? Mesin gak jadi ngadat? Kejadian-kejadian itu ada di luar kendali kita. Dan kita tidak bisa memaksa agar hal-hal di luar kita selalu sesuai dengan keinginan kita. Mungkin kalau kita yang memiliki bus, kita bisa selalu mengontrol keadaan bus agar kejadian-kejadian tak mengenakkan tak perlu terjadi. Tapi kita bukan. Dalam kejadian di atas, apa yang ada dalam kendali kita adalah saat memutuskan akan naik bus apa. Begitu tiket sudah terbeli dan kita telah ada di atasnya, maka semuanya sudah ada di luar kendali kita. Jadi putuskan dengan bijak bus apa yang akan anda naiki. Karena kita selalu punya pilihan.