Jan 26, 2009

Tapi Umur adalah di Tangan Allah

Hari ini aku dikagetkan dengan berita tentang bus Kramat Djati yang masuk jurang di daerah Malangbong, Garut. 5 orang meninggal dalam kecelakaan itu. Aku kaget, ngeri, was-was atau apalah namanya, karena kebetulan bus yang kecelakaan itu adalah bus yang selama 3 tahun lebih kunaiki untuk bolak-balik Yogyakarta-Bandung (Patas AC Kramat Djati jurusan Wonogiri-Bandung). Apakah ini pertanda bahwa aku harus ganti bus lain, mengingat aku masih harus bolak-balik Bandung-Yogyakarta untuk sekitar 2 tahun ke depan?

Sebenarnya aku telah dua kali mengalami kecelakaan bersama bus Kramat Djati ini. Kecelakaan pertama terjadi di sekitar Nagreg pada dini hari sekitar jam 3-an. Saat masih dibuai kantuk, tiba-tiba... duarr!!!... bis menabrak Elf. Tidak ada korban jiwa saat itu tapi mangkel berat karena ketika hati masih trataban aku harus meneruskan perjalanan ke Bandung dengan berdiri. Kejadian kedua terjadi di sekitar Gombong. Sekitar jam 10-an malam, bus berangkat lagi ke arah Bandung setelah istirahat makan malam. Saat itu sedang hujan walau tidak deras, tiba-tiba... duag!!!... bus seperti menabrak sesuatu, bus sempat oleng untung masih bisa dikendalikan. Kulihat kaca depan bus retak. Penumpang pun bertanya-tanya tapi bus terus melaju. Di sebuah pos polisi, bus berhenti. Semua penumpang diminta turun. Ternyata bus habis menabrak orang. Hebatnya... sang sopir terlihat begitu tenang seolah itu hal biasa. Padahal kudengar kemudian, orang yang tertabrak tadi meninggal. Walau dikatakan juga bahwa yang tertabrak mati itu adalah orang gila yang lagi mengejar anjing, tapi nyawa tetaplah nyawa sesuatu yang seharusnya sangat berharga.

Tapi umur adalah di tangan Allah. Walau ketika naik bus atau angkutan umum lainnya kita seolah-olah sedang memasrahkan nasib kita, seolah-olah sedang menitipkan nyawa kita kepada sopir, dan kita tak bisa berbuat apa-apa ketika mungkin lalu kita mengalami kecelakaan karena sopirnya ngantuk atau karena sopirnya memang ugal-ugalan, tetap yakinlah bahwa umur itu di tangan Allah. Karenanya jangan berhenti percaya pada kasih-Nya, jangan pernah berhenti menyebut nama-Nya.

Note: Gambar diambil dari kompas[dot]com.
_______________________________________

Update Selasa, 27 Januari 2009:

Waktu: Kecelakaan diperkirakan terjadi pukul 03.30 WIB

Lokasi: Jurang Malangbong, tepat di tikungan tajam antara Kampung Parahulu dan Pasar Lewo. Kemiringan Jurang mencapai 80 derajat. Di tikungan tersebut tidak ada pagar besi yang melindungi.

Korban: 8 orang luka ringan, 14 orang luka berat dan 6 orang meninggal,
1. Muhammad Iman (44th) dan putrinya,
2. Karina (15th) warga Cijawura Girang, Kota Bandung.
3. Pasangan suami istri Tugimin (40th) dan
4. Winarsih (37th) warga Permata Biru Cinunuk Kabupaten Bandung.
5. Ny. Sisan (70th) warga Klaten Jawa Tengah dan
6. Sopir bus, Jajang Saefuloh (35th) warga Ciparay Kabupaten Bandung.

Kami ikut berduka cita atas kecelakaan ini. Semoga arwah para korban di terima di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan pun tabah menerimanya. Kecelakaan sudah terlanjur terjadi, tak ada gunanya mencari siapa yang salah dalam hal ini. Semoga ini bisa jadi pelajaran bagi kita semua untuk introspeksi dan mengoreksi diri dan mengambil tindakan agar kecelakaan tidak terjadi lagi, nanti.

Sumber: Harian Umum Pikiran Rakyat

0 comments:

  © Blogger template The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP